Kisah ini berawal dari seoarang anak yang diajak Ayahnya berjalan jalan menyusuri perbukitan yang hijau. Sepanjang jalan hamparan hijau membentang, sungai meliak liuk bak ular menari.sang anak senang sekali karena mendapat pemandangan yang indah dan segar.
Sesampainya di sebuah lembah, di depan berdiri menjulang tinggi sebuah bukit, karena takjub akan pemandangan alam yang terbentang di depannya. Anak itu berjalan tanpa melihat apa yang dipijak, sehingga dia terjatuh karena tersandung oleh akar pohon, saat terjatuh anak kecil itu berteriak, "Aduh. Sakit". Ternyata tak lama setelah itu ada suara yang menirukan apa yang diucapkan anak tersebut, "Aduh. Sakit".
Karena keheranan dengan fenomena yang baru dialami, anak tersebut berteriak lagu, "Siapa, Kamu"
Dan suara itupun kembali hadir dengan kata yang sama, "Siapa,Kamu"
Merasa ada yang mempermainkan diri anak kecil itu, anak tersebut berteriak lagi, "Keluar, kamu"
Dan lagi-lagi suara tersebut mengulang dengan sama; "Keluar, Kamu"
Anak tersebut lalu merasa kesal karena ada suara yang menirukannya, dan kemudian dia berteriak lagi ,"Pengecut, Kamu"
Sesaat kemudian ada suara yang menirukan kembali dengan nada yang sama, " Pengecut, Kamu"
Dengan perasaan heran dan kesal, anak tersebut bertanya pada sang Ayah, "siapa yang menirukan suaraku itu, Yah. Kenapa semua ucapanku ditiru olehnya"
Dengan sabar dan bijak sang Ayah menjelaskan pada anak tesebut, "coba perhatikan Ayah baik-baik". Kemudian sang Ayah berteriak " Kamu Hebat, Nak"
Terdengaar jawaban yang sama," Kamu Hebat, Nak"
Anak tersebut masih tertegun keheranan, Sang Ayah berteriak lagi'"Kamu Luar Biasa" sama seperti teriakan - teriakan sebelumnya yang diikuti dengan suara dan nada yang sama, "Kamu Luar Biasa"
Anak tersebut masih terheran-heran sambil terus memandangi sang Ayah, dan tak sabar menunggu penjelasan."Anakku, wajar kalau kamu heran dengan fenomena ini. Ini merupakan pengalaman pertamamu berada di alam perbukitan. Orang menyebut suara yang dipantulkan kembali tersebut sebagai gema. Itulah pantulan suara / suara yang di pantulkan kembali"
Sang Ayah menarik nafas panjang, dan meneruskan petuahnya,"Setiap saat kita berfikir positif, mengucapkan kata-kata bijak, selalu berbuat kebaikan, rajin belajar dan selalu disiplin, maka hidup akan menggemakan begitu banyak kebaikan dan keberkahan ke dalam setiap nafas kehidupan kita."
" Dalam kehidupan ini kita akan mendapat penghormatan karena kecakapan berfikir, mendapat penghargaan karena kepandaian dalam bertutur, berbicara, juga mendapat kasih dan pertolongan dari orang lain karena kebaikan-kebaikan kita. Sehingga kita akan mendapatkan kehidupan yang sukses"
Demikian secuil Kisah dari buku yang pernah saya baca:
*diceritakan kembali dari berbagai sumber
Marilah kita saling berlomba dalam kebaikan, karena kebaikan kita akan dipantulkan kembali. Apa yang telah kita berikan, nantinya seperti itulah yang akan kita terima.
Seperti hukum alam, atau miracle kehidupan. Jika kita selalu berfikir positif maka hidup akan selalu diliputi rasa cinta, kebahagiaan, di dalam hati kita dan sesama, Sebaliknya jika kita selalu berfikir negatif maka reaksi yang kita terima juga sama negatifnya, penuh rasa khawatir, curiga, galau.
Berikanlah kebaikan dan berbuat yang terbaik yang kita punya, maka insya Allah keberhasilan akan kita raih. Karena tidak ada keberhasilan karena keberuntungan semata. Setiap keberhasilan adalah rangkaian dari usaha-usaha yang telah kita lakukan sebelumnya.
So tunggu apalagi..
Berbuat kebaikan dan berikan yang terbaik
Biarkan alam atau kehidupan yang akan memantulkan kembali, sehingga kehidupan juga memberikan yang terbaik untuk kita.
Semoga bermanfaat untuk semua.
Saling mengingatkan dan berbagi kebaikan ya..
No comments:
Post a Comment