medina

Thursday, 25 October 2012

Wisata Bali (Istana Tampaksiring)


                            Istana tampak siring yaitu istana kepresidenan Tampak siring terletak di desa Tampaksiring, Kecamatan Tampak siring, Kabupaten Gianyar, Bali. menurut sumber terletak pada ketinggian kurang lebih 700 meter dpl, berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Denpasar. Posisi di kanan jalan dari arah Denpasar.

Asal usul diberi nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali yaitu "tampak" dan "siring" yang berarti "telapak" dan "miring".
Konon diriwayatkan yang tertera di daun lontar Usana Bali, berasal dari telapak kaki seorang Raja bernama "Mayadenawa"

Untuk sejarah dan profil Istana tampak siring dapat di unggah di web


http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/sejarah/tampak.html


http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/profil/istana/tampak.html 

 

Kalau ingin mengunjungi Istana Tampaksiring harus ijin terlebih dahulu, dengan membuat surat resmi.
Tak lupa memperhatikan ketentuan yang berlaku:
1. tidak diperkenankan pakai kaos (Pakaian sopan rapi)
2. Dilarang pakai sandal (Wajib pakai Sepatu)
3. Tidak diperbolehkan memakai Jeans harus celana Kain


Buat bapak penjaga terima kasih info pentingnya...
Mohon maaf karena kami tak tahu, tapi terima kasih telah diijinkan masuk walau di area luarnya .
Kami ucapkan terima kasih banyak buat bapak petugas.
Selamat Bertugas ya Pak

..Akhirnya rasa penasaran suami terbayar, karena katanya dulu waktu ke Bali tak sempat untuk ke Istana Tampak Siring..

Karena menurut suami, mengutip dari bung Karno bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengenang jasa para Pahlawan

Kalau saya dulu sempat berkeliling di Istana Tampaksiring tapi tak sempat melihat  di depannya. Pas lengkap kan....









Sebelum  Istana Tampaksiring ada obyek wisata baru,  diresmikan bulan November tahun 2011, namanya The Soekarno Center, Istana Mancawarna, terletak sebelah kiri jalan dari Denpasar.

Kami tak akan ketinggalan untuk melihat Istana Mancawarna, The Sukarno Center. Ternyata di dalamnya terdapat peninggalan Presiden pertama kita Soekarno.

Bagi anda yang ingin berwisata tapi juga mengingat sejarah, anda bisa ke objek tersebut.

To Be Continued...

Wednesday, 24 October 2012

Wisata Bali : Pasar Seni Sukawati (Art Market Sukawati) Gianyar



Hari kedua di Bali kami memutuskan untuk menuju Bali Utara. Kami mencoba untuk tidak menggunakan jasa guide. Kami menyewa kendaraan roda dua –motor- dari hotel dengan harga sewa per 24 jam hanya Rp. 75.000,-.

Dengan memanfaatkan computer yang disediakan oleh hotel, kami mencari melalui google maps arah yang menuju ke Istana Tampak Siring. Kami juga memetakan jalan mana saja yang nanti akan kami lalui dari peta Bali.

Akhirnya kami berangkat dari hotel pukul 09.00 WITA, dengan sepeda motor rental dan berbekal “GPS edisi terbatas” made in sendiri, kami siap berpetualang.
GPS Edisi Terbatas

Keluar dari hotel, kami selalu mengikuti rambu – rambu petunjuk arah menuju Ke Gianyar. Jujur saat di dalam kota –Denpasar- kami lebih agak ribet di banding dengan yang ada di luar kota. Rambu-rambu penunjuk jalan yang menuju luar kota lebih jelas, bagi kami yang bukan asli penduduk Bali sangat mudah mengikuti (Alhamdulillah tak nyasar). Bagi anda yang ingin berpetualang di Bali tanpa Guide, tidak usah khawatir, banyak penunjuk jalan dan yang paling ampuh jangan takut bertanya, mereka ramah-ramah kok. He…..

Dari dalam kota kami harus mencari jalan Tohpati, terus mengikuti arah yang menuju Istana Tampak Siring / Kab Gianyar. Setelah itu mudah tinggal mengikuti petunjuk dan “GPS edisi terbatas”
Jalan yang kita lewati, Batu Bulan, Celuk, Sukawati, Batuan, Blahbatu, Buruan, Bedulu, Pejeng, Pejeng Kelod.

Rencana awal kami tidak singgah ke Sukawati karena mengingat dulu pernah kesana dan kita nanti rencananya mau beli Di Kaos Joger. Ternyata suami menginginkan untuk singgah walau sebentar. Kami turun di Pasar sukawati / pusat oleh-oleh yang kami temukan pertama. Tapi kami merasa dulu sepertinya pasarnya tak seperti ini, tapi kami tetap coba masuk dan menawar kaos barong untuk suami dan anak lanang (Nur Aditya Aji).Karena kami datang awal, kami tiba di sana pukul 10.00, jadi kami mendapat harga yang murah. Karena menurut kepercayaan orang Bali bila pada saat baru buka dagangan langsung dapat jualan, maka akan memperlaris barang dagangan mereka. beruntungnya kami he...... sayang kami hanya beli dua potong baju....
Di pasar ini harus pintar-pintar menawar ya….
Suami ingin dengan lukisan bali, karena harga tawar menawar yang tidak mencapai kata mufakat akhirnya kami tidak jadi membeli lukisan

Kami meneruskan perjalanan, ternyata sampai dengan pasar yang kami maksud
Pasar Sukawati. 




Pasar Sukawati  yang Tradisional, lokasi depan Pasar Seni Sukawati













 Di pasar Sukawati ini suami mendapat apa yang diinginkan Yapp ... Lukisan penari Bali beserta bingkainya. Dengan negosiasi yang lancar kami mendapatkan lukisan tersebut dengan harga yang terjangkau dan ternyata bila dibandingkan dengan Toko oleh-oleh Krisna ternyata selisi harga Rp. 5000,- lebih murah di pasar Sukawati. Yuhuiii akhirnya .. ternyata kami berhasil menawar......




Di sana kami membeli yang di kota kami tak ada...

Barang dagangan yang di jajagan di sana antara lain, pakaian, celana, batik yang berciri khas Bali, ada tempat tissue, genta angin yang beraneka ragam, topeng barong, badcover khas Bali, kain pantai dll

Walau pada awalnya kami hanya ingin singgah sebentar dan tak ingin membeli barang-barang, ehhh ternyata kami menghabiskan waktu hampir dua jam he...... shopping... shopping... kalap mata.....
       




Pasar Sukawati terkenal dengan pasar seninya, pasar seni ini tidak hanya terkenal di indonesia tapi juga sampai di penjuru dunia. Pasar ini terdapat di Desa Sukawati Kabupaten Gianyar.

Jarak dari Denpasar -tempat kami menginap di jalan Teuku Umar- kurang lebih sekitar tiga puluh kilometer,  waktu yang kami butuhkan kurang lebih dengan naik motor/sepeda roda dua tak sampai 1 jam. Karena kami menikmati jalan (pemandangan yang ada) kecepatan yang kami tempuhpun paling kencang 60 km/jam -padahal khususnya saya memang takut naik motor, jadi suami kalo memboncengkan saya tak pernah kencang-. sttttt.... itulah alasan mengapa kami jalan nyantai he......
Menurut penjual yang ada di pasar sukawati, pasar buka dari jam 10.00 - 17.00 WIB, sedang pasar tradisonalnya dari jam 08.00-15.00 WIB.





Perjalanan kami lanjutkan ke Istana Tampak Siring
To be continued....