medina

Friday, 28 June 2013

Secuil Cerita Teman Sejati

Secuil Cerita Teman Sejati

Suatu sore saat sedang berada di toko mebel daerah dekat perempatan Milo. Saya melihat seorang bapak dengan keterbatasannya (maaf hanya mempunyai satu kaki) tapi subhanallah beliau tidak mau meminta – minta, beliau berjualan koran di pinggir jalan. Timbul rasa iba saya untuk memberi sedeqah buat beliau. Dari saran suami, saya sadar mungkin tidak semua orang yang berketerbatasan mau menerima pemberian dari orang lain, atau mengharap pemberian/belas kasih  dari seseorang. Beliau gigih untuk berjuang mencari nafkah dengan usahanya  sendiri.

Entah kenapa dari hati saya yang paling dalam ingin sekali memberi sesuatu untuk berbagi dengan beliau. Kemudian saya mempunyai ide untuk membeli koran tersebut, walaupun di rumah  sudah berlangganan koran. Saat membayar koran, saya sengaja memberi uang lebih dari harga koran tersebut. Saat bapak penjual koran itu hendak memberikan uang kembali, saya menolak dengan halus. Walaupun nominal mungkin tak seberapa banyaknya, tapi hati ini merasa lega, senang, karena bisa berbagi dengan bapak penjual koran itu.

Setelah itu saya melanjutkan perjalan ke Java Mall. Setelah melewati perempatan pertama, sampailah saya pada perempatan yang ke dua; perempatan Metro (dekat Java Mall). Posisi di perempatan tersebut lampu traffic light menyala hijau, sehingga motor yang kami naiki langsung jalan. Posisi motor kami berada di posisi paling kiri dekat dengan pedestrian dan sebelah kanan motor kami ada sebuah mobil. Motor melaju dengan kecepatan standar 40 km/jam. Tiba – tiba dari arah sebelah kanan kami (seberang kami) ada motor laki melaju dengan kecepatan tinggi, menghindari mobil yang berada di sebelah kanan motor kami. Motor laki tadi menghindari mobil tersebut dengan mengarahkan motornya ke arah kanan / malah ke arah yang banyak motor  berhenti (berlawanan dengan posisi motor saya) apabila di pikir secara logika motor tadi seharusnya melajunya ke arah motor kami yang lebih sepi dan arah nya tepat menuju jalan. Jarak motor laki itu dengan motor kami hanya selisih dua jengkal tangan. Subhanallah.. ALLAH telah menghindarkan kami berdua dari bahaya kecelakaan.

Sungguh nikmat sedeqah yang nominalnya tak seberapa itu telah menjauhkan kami dari mara bahaya dan celaka. Itulah jawaban kenapa pada saat melihat bapak penjual koran yang mempunyai keterbatasan fisik itu timbul rasa ingin sekali berbagi. Ternyata ALLAH langsung menunjukkan kekuatan sedeqah dan nikmatnya bersedeqah.

Ini hanya secuil cerita dari kami, yang hanya ingin berbagi bahwa janji Allah itu benar. Sesuatu pemberian yang diberikan secara iklas , ALLAH pasti akan membalasnya dengan berlipat – lipat. Dengan cara yang tak akan di sangka – sangka oleh hambaNya. Tak akan habis bila di berikan di jalan ALLAH.

Marilah kita senantiasa berlomba – lomba dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan, mencari teman sejati: -yaitu amal-, dan ibadah. Semoga kita menjadi orang – orang yang beruntung. Amin.

No comments:

Post a Comment