Secuil Cerita Teman Sejati
Suatu sore saat sedang berada di toko mebel daerah dekat perempatan
Milo. Saya melihat seorang bapak dengan keterbatasannya (maaf hanya
mempunyai satu kaki) tapi subhanallah beliau tidak mau meminta – minta,
beliau berjualan koran di pinggir jalan. Timbul rasa iba saya untuk
memberi sedeqah buat beliau. Dari saran suami, saya sadar mungkin tidak
semua orang yang berketerbatasan mau menerima pemberian dari orang lain,
atau mengharap pemberian/belas kasih dari seseorang. Beliau gigih
untuk berjuang mencari nafkah dengan usahanya sendiri.
Entah kenapa dari hati saya yang paling dalam ingin sekali memberi
sesuatu untuk berbagi dengan beliau. Kemudian saya mempunyai ide untuk
membeli koran tersebut, walaupun di rumah sudah berlangganan koran.
Saat membayar koran, saya sengaja memberi uang lebih dari harga koran
tersebut. Saat bapak penjual koran itu hendak memberikan uang kembali,
saya menolak dengan halus. Walaupun nominal mungkin tak seberapa
banyaknya, tapi hati ini merasa lega, senang, karena bisa berbagi dengan
bapak penjual koran itu.
Setelah itu saya melanjutkan perjalan ke Java Mall. Setelah melewati
perempatan pertama, sampailah saya pada perempatan yang ke dua;
perempatan Metro (dekat Java Mall). Posisi di perempatan tersebut lampu traffic light menyala hijau, sehingga motor yang kami naiki langsung jalan. Posisi motor kami berada di posisi paling kiri dekat dengan pedestrian
dan sebelah kanan motor kami ada sebuah mobil. Motor melaju dengan
kecepatan standar 40 km/jam. Tiba – tiba dari arah sebelah kanan kami
(seberang kami) ada motor laki melaju dengan kecepatan tinggi,
menghindari mobil yang berada di sebelah kanan motor kami. Motor laki
tadi menghindari mobil tersebut dengan mengarahkan motornya ke arah
kanan / malah ke arah yang banyak motor berhenti (berlawanan dengan
posisi motor saya) apabila di pikir secara logika motor tadi seharusnya
melajunya ke arah motor kami yang lebih sepi dan arah nya tepat menuju
jalan. Jarak motor laki itu dengan motor kami hanya selisih dua jengkal
tangan. Subhanallah.. ALLAH telah menghindarkan kami berdua dari bahaya
kecelakaan.
Sungguh nikmat sedeqah yang nominalnya tak seberapa itu telah
menjauhkan kami dari mara bahaya dan celaka. Itulah jawaban kenapa pada
saat melihat bapak penjual koran yang mempunyai keterbatasan fisik itu
timbul rasa ingin sekali berbagi. Ternyata ALLAH langsung menunjukkan
kekuatan sedeqah dan nikmatnya bersedeqah.
Ini hanya secuil cerita dari kami, yang hanya ingin berbagi bahwa
janji Allah itu benar. Sesuatu pemberian yang diberikan secara iklas ,
ALLAH pasti akan membalasnya dengan berlipat – lipat. Dengan cara yang
tak akan di sangka – sangka oleh hambaNya. Tak akan habis bila di
berikan di jalan ALLAH.
Marilah kita senantiasa berlomba – lomba dan saling mengingatkan
dalam hal kebaikan, mencari teman sejati: -yaitu amal-, dan ibadah.
Semoga kita menjadi orang – orang yang beruntung. Amin.
No comments:
Post a Comment