Tari Kecak / Kecak Dance di Ulu Watu
Berkunjung
ke pulau Dewata Bali, belum lengkap kalo belum menyaksikan sunset di Pura Luhur
Uluwatu dengan ditemani suguhan tarian khas bali yaitu tari kecak (kecak
dance).
Pura
Uluwatu ini terletak di desa Pecatu, ujung selatan kawasan perbukitan batu
karang Kabupaten Badung sekitar 32 Km dari Denpasar.
Begitu
pula adanya saya dan suami. Saya menyarankan bagi anda yang berkunjung ke Pulau
Dewata Bali hendaklah menyaksikan pertunjukan tari tersebut sambil menyaksikaan
terbenamnya sang surya di ufuk barat.
Tapi saat kami di sana dan menunggu
saat-saat terbenamnya sang surya, kami kurang beruntung. Sang surya tampaknya
malu – malu memperlihatkan keindahan warna semburat merahnya bila hendak masuk
ke peraduannya.
Padahal hanya kurang beberapa saat
lagi, ternyata di bawah telah terhadang oleh segerombolan awan yang saling
bertautan dan bercengkerama, sehingga menghalangi kami yang hendak menyaksikan
saat-saat sang surya turun di ufuk barat.
Kecak Dance / Kecak Dance
Sebuah
tarian tanpa diiringi alunan alat musik apapun, hanya mengandalkan suara yang
di keluarkan dari mulut manusia/penarinya sekitar 70 orang.-lebih mirip suara
cakk... cakk....cakkkk.... saling bersaut- sautan. Tarian ini merupakan tarian
yang berasal dari tarian sakral (Sang Hyang). Pada awalnya tari Sang Hyang
seorang yang kemasukan roh, berkomunikasi dengan para dewa (leluhur yang di sucikan),
dengan perantara penari sebagai penghubung sehingga dewa dapat menyampaikan
sabdanya. Baru kemudian pada tahun1930-an tarian ini disisipkan cerita epos
Ramayana, yang mengisahkan cerita dari rama dan shita beserta hanomannya.
Cerita
ini berkisah, berawal dari Dewi Kakayi (Ibu Tiri ) Sri Rama -Putra mahkota syah
dari kerajaan Ayodya- yang mempunyai watak jahat sehingga Sri Rama diasingkan
dari istana ayahnya-Prabu Dasarata-. Sri rama di buang di hutan ditemani
adik laki-lakinya -Laksmana-, beserta isteri-Dewi Shita-
Rama dan Dewi Shita pergi ke hutan Dandaka. Keberadaan
mereka di hutan diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) yang terkenal sebagai
raja yang kejam, lalim dan keji.
Rahwana
tertarik oleh kecantikan Dewi Shita, dan berencana untuk menculiknya.
Di bantu oleh patihnya Marica, Marica dengan kesaktiannya
berubah menjadi kijang yang cantik, elok dan lincah berusaha untuk menarik
perhatian Rama dan Shita untuk memisahkan keduanya.
Terdengar jeritan meminta tolong, menurut Dewi Shita itu
suara Rama. Lalu meminta Laksmana untuk mengecek keberadaan Rama.
Dalam hati Laksaman enggan untuk meninggalkan Shita seorang
diri. Selain itu juga Laksmana mendapat amanat dari Rama untuk menjaga Shita.
Tetapi Dewi Shita menuduh Laksmana
hendak mengambil keuntungan atas kematian Rama, sehingga Laksmana naik pitam,
dan segera pergi meninggalkan Dewi Shita seorang diri di hutan
Dengan akal jahatnya Rahwana berubah wujud menjadi Bhagawan
(orang tua) yang sedang kehausan dan meminta diambilkan air minum oleh Dewi
Shita, setelah diambilkan air minum kemudian Dewi Shita dibawa lari oleh
Begawan tersebut yang tak lain adalah Rahwana yang sedang menyamar.
Dewi Shita kemudian menjerit meminta pertolongan, kemudian
jeritan Dewi Shita tersebut terdengar oleh burung Garuda yang sedang terbang.
Burung garuda lalu menolong Dewi
Shita, akan tetapi usahanya tak berhasil karena sayapnya putus ditebas oleh
Rahwana.
Dewi
Shita kemudian di bawa menuju ke Alengka Pura oleh Rahwana
Rama dan Laksmana tersesat di hutan Dandaka. Mengetahui isterinya Dewi Shita ditawan oleh raksasa jahat Rahwana, Rama meminta tolong Hanoman (si kera putih) untuk menyelamatkan Dewi Shita yang berada di Alengka Pura. Kemudian Rama menyerahkan cincinnya kepada Hanoman untuk di serahkan pada Dewi Shita.
Hanoman segera pergi ke Alengka Pura untuk menyelamatkan Dewi Shita
Hanoman segera pergi ke Alengka Pura untuk menyelamatkan Dewi Shita
Dewi Shita menyerahkan bunga kepada Hanoman untuk diberikan
kepada Rama sambil menitipkan pesan untuk Rama agar segera menyelamatkan
dirinya.
Hanoman menuju tetamanan Alengka dan memporak-porandakan
tempat tersebut sampai hancur. Membuat abdi Alengka pura terkejut dan marah,
dan menyuruh para raksasa untuk menangkap Hanoman.
Karena jumlah lawannya tak sepadan lebih banyak raksasanya,
sedangkan Hanoman hanya seorang diri akhirnya Hanoman bisa tertangkap. Kemudian
Hanoman diikat dan di bakar.
Karena kesaktian dari Hanoman, maka dia bisa meloloskan diri
dari maut.
Akhirnya
Hanoman berhasil mengalahkan bala raksasa Rahwana, Rama berhasil merebut
kembali isterinya Dewi Shita dengan
selamat.
Itulah sekelumit kisah dari Tari kecak/kecak dance
Untuk bisa menyaksikan tarian ini hanya di kenakan biaya Rp.
70.000 per orang (untuk harga wisata local) dan biaya masuk ke Pura Uluwatu per
orang Rp. 10.000,-
Sebaiknya sampai di lokasi Uluwatu sore hari pada jam 16.00 WITA, sehingga masih ada waktu
untuk menikmati keindahan Uluwatu dan mengabadikan keindahan dengan
berfoto-foto.
Kemudian jam 17.00 WITA bersiap
membeli tiket pertunjukkan dan memasuki tempat pertunjukkan yang berbentuk
setengah lingkaran dengan tempat duduk yang berjenjang mirip opera kecil di
area terbuka
Jika datang lebih awal, masih dapat mencari tempat duduk
yang strategis, menghadap ufuk barat /
sunset dan pura Uluwatu.
Tiket
masuk tari kecak
|
Deskripsi sekilas tentang Pura Uluwatu, didirikan sekitar abad XI oleh Empu Kuturan. Pemandangan alam perbukitan batu karang yang berbatasan langsung lautan lepas. Dan di dalam hutan terdapat ratusan kera yang menempati hutan tersebut.