medina

Monday, 9 July 2012

Doa dari Seorang Anak

Meniti jalan pedestrian di kawasan pertokoan simpang lima, tapi kali ini ada yang berbeda.
Sore ini tatkala sang mentari turun dari singgasana menuju peristirahatan malamnya
Saya pulang dari beraktifitas, turun dari bus karyawan UNDIP di ujung kawasan simpang lima.
Biasanya setiap menyusuri setapak demi setapak kaki ini melangkah ada perasaan senang akan kembali dan mengistirahatkan beban dan pikiran, bertemu dan bercengkrama dengan keluarga, menuju istana tercinta (bagiku rumah adalah istanaku)
 Tapi sore ini sudah dua pekan lebih, saya melintasi jalan yang sama dengan perasaan dan tujuan yang berbeda.
Setiap langkah kaki saya yang terucap doa dan sholawat hanya saya tujukan untuk kesembuhan Bapak saya yang tercinta.
Saat ini Beliau sedang berbaring belum sadarkan diri di ruang ICU selama dua pekan karena stroke haemoragic.
Tak jemu jemunya lidah dan bibir ini melafalkan dan melantunkan ayat - ayat sucimu.
hanya meminta mukjizat dari MU ya ALLAH untuk kesembuhan Bapak, lekas sadar dan merespon kami.

Kejadian berawal dari saat subuh, seperti biasa pagi itu Bapak ke mushola dekat rumah untuk menunaikan sholat subuh, setelah sholat subuh Bapak berdzikir. tiba-tiba Bapak pingsan, sebelum jatuh Bapak sudah di sangga dengan jamaah lain.
lalu Ibu, adekku, saya dan suami datang ke mushola.  Ibu selalu membimbing Bapak dengan kalimat Laa ilaha ilallah.
Sempat saya bisikkan bahwa Ibu, mas Heru, saya, Bangun, mas Yudy sayang sama Bapak, Bapak yang kuat sehat. Bapak saat itu sudah sadar dan masih bisa merespon semua komunikasi kami.
Entah mengapa saya begitu ingin mengucapkan kata itu di Bapak.
lalu Bapak langsung di bawa ke RS dekat pusat kota, di sepanjang jalan Bapak masih berucap Laa ilaha ilallah dengan bimbingan Ibu. sesampainya di UGD Bapak masih bisa merespon saat dokter syaraf memeriksa, masih bisa berjabat tangan walau lemah, dan agak pelo waktu itu tensi 130/90. 
dan kami sekeluarga tak lepas selalu membing Bapak untuk mengucapkan kalimat-kalimat ALLAH.
Bahkan Bapak sempat minta maaf sama suami saya. karena sebetulnya sore itu kami hendak pergi ke Yogya menghadiri pernikahan tante -adik sepupu Bapak-
Tak selang berapa lama Bapak tiba-tiba teriak ALLAH, ALLAH kemudian muntah dan menggeget bibir setelah itu Bapak tak sadarkan diri sampai sekarang.

Baru kali ini saya memasuki dan melintasi mal demi mal tapi tak menikmati suasana mal baik pesta diskon, sale atau cuci gudang lah atau bermacam macam cara toko untuk menarik pembelinya.  
Kali ini saya melintasi Plaza Mal matahari atau mall Citraland hanya mencari jalan pintas untuk menuju ke tempat RS dimana Bapak dirawat.
Satu yang saya tuju tempat ICU, tempat Bapak saya berbaring, dan melantunkan kalimat - kalimat ALLAH

Kusimpan novel - novel baik karangan Julia Q, Julie G, Sabrina, Stephanie L, Daniel S, Johanna L, biasanya menjadi teman di kala sepi. Bahkan 2 novel karangan Enid Blyton masih terbungkus rapi plastik toko dan masih tertera label harga belum sempat saya jamah. 2 Novel lagi ( Julie G dan Sabrina) entah kapan akan saya lanjutkan membacanya.
Saya sudah tak peduli lagi dengan novel itu.

Bacaan yang biasanya saya baca hanya setelah sholat Dhuha dan setelah Magrib itupun mungkin  hanya sampai 2 Ain.sekarang menjadi buku wajib untuk menyejukkan hati dan mengisi waktu hanya untuk Bapak.
Ya Al Quran. yang dibutukan Bapak hanya doa dari anak yang sholehah.
Saya akui mungkin dulu saya khilaf terlena dengan novel. 

Saya teringat sewaktu SD Bapak dengan susah payah mencarikan saya guru ngaji.
Sekarang saya membacakan surat yasin untuk Bapak.
Saat Bapak masih di UGD saat awal Bapak tak sadarkan diri, sempat saya membacakan surat yasin dari Hp suami. Saya teringat jerih payah Bapak saat mencarikan guru ngaji privat untuk saya, dan sekarang sayalah yang akhirnya membacakan surat yasin di dekat telinga Bapak. 
Terlihat Bapak meneteskan air mata.

Ya Allah satu pinta dari hambamu, pinta dari seorang anak 
jauhkanlah Bapak dari penderitaan
jangan sakiti Bapak terlalu lama
berikan mukjizat bagi Bapak
berikanlah kesembuhan, lekas sadar dari memberi respon / kontak dengan keluarga kami
 Semoga Kau kabulkan doa hamba ini ya ALLAH.
amin





No comments:

Post a Comment