medina

Tuesday, 19 June 2012

Waktu pada jam tanganku menunjuk pada angka 16.00 WIB, pada hari - hari biasa kami  pulang pada waktu tersebut. Berhubung hari ini merupakan hari yang sangat luar biasa he......... kami semua di kampus sedang sibuk dalam rangka akreditasi kebetulan hari itu merupakan saat berkunjungnya asesor ke tempat kami. Kami para staf di harap untuk menunggu sampai selesainya asesor, baru diperbolehkan untuk pulang,

Demikian dengan saya, karena mendengar kabar desas - desus bahwa nanti selesainya sampai pukul 21.00 WIB, sayapun menelepon memberitahu suami kalau pulang malam. 
Tak selang berapa lama dari saya menelopn, ada pemberitahuan bahwa asesor telah selesai dan semua staf diperebolehkan pulang. 
Saat itu jam di dinding ruang administrasi umum menunjuk pukul 17.28.WIB. 

Dilema bagi saya yang tak berani naik sendiri kendaraan bermotor roda dua, karena kalau jam segitu otomatis saya  sudah di tinggal Bus karyawan UNDIP, naik angkot kampus jelas pasti sudah jarang, menunggu suami lebih tak jelas lagi pulang jam berapa yang pasti malam sekali. he...he... maaf ya mas.....

akhirnya saya memutuskan pulang nebeng / mencari tebengan teman sampai keluar kampus (yang terpenting keluar kampus dulu) biar mengemat watu, dan memburu waktu untuk berbuka.

Saran mbak Widha dan mbak Septi diminta bareng mas Heri kebetulan naik Avanza, tapi saya memilih untuk menebeng Yuni yang naik motor. Dengan berkelakar dengan mbak Widha dan Septi, tidak mau naik avanza mbak, mauku naik alphard wkk..wkk..wkk dengan bersiap membonceng Yuni. Belum lengkap kaki ini di badan motor yuni, mas Heri tiba- tiba mundur dan menurunkan jendela avanzanya, "Rinn bareng ga.....Aku mau ke Tlogo Sari". 

Dengan pertimbangan waktu, kalau saya ikut motornya Yuni, saya masih naik angkot 2 kali dan sampai rumah akan memakan waktu 1 jam, sampai di rumah paling cepat jam 18.30, nanti takutnya saya ga kebagian magriban. Akhirnya saya memutuskan naik avanzanya mas Heri. 
Terdengar ketawanya Mbak widha dan mbak Septi di belakang saya he............+_^

Alhamdulillah karena lewat tol waktu yang dibutuhkan sampai kota bawah tak sampai setengah jam, jam 17.58 saya sudah sampai di Supriyadi. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada mas Heri atas nunutannya, sehingga saya bisa lekas sampai di tujuan. 

Selanjutnya saya meneruskan perjalanan ke arah pedurungan mas Heri Ke arah tlogosari.
Saya melanjutkan perjalanan dengan naik angkot, setibanya di gang masuk kauman saya melihat seperti adek tercintaku Bangun, setelah saya amat -amat kok memang mirip adekku, dari gendutnya, posturnya, sampai motor revonyapun sama.
untungnya ada penumpang lain yang juga turun di kauman, akhirnya saya juga memutuskan turun di jalan kauman. Dengan keyakinan penuh saya mendekati sosok itu, setelah hampir dekat kok sosok itu tak dekati diam saja, setelah benar - benar dekat oaaalaahhhhhh ternyata bukan adekku  hua...... hua... hua.. padahal kalau dari kauman jalan kaki kerumah lumayan jauh. Akhirnya saya memutuskan untuk naik becak dan memutuskan ke rumah orang tua yang jalurnya lebih lurus. 

Setelah saya sampai rumah dan cerita kepada bapak ibu dan adekku yang ternyata lagi asyik liah tv  ketawa semua....... 
apes ..apes.... he.........


1 comment:

  1. Canda terakhir dengan Bapak, 5 hari setelah itu. Setelah Sholat Subuh, Berdzikir, Bapak tak sadarkan diri sampai akhir hayat Beliau.

    Selamat jalan Bapak.
    Saya bangga memiliki Sesosok seperti Bapak.
    Hanya doa untuk bapak. Al fatihah ....

    ReplyDelete