Pagi ini suasana di Kampus UNDIP Pleburan terlihat sejuk dan segar selepas diguyur hujan tadi malam.
Saya dan beberapa staf UNDIP yang selalu setia
menggunakan sarana transportasi massal -bus kesayangan kami UNDIP- menunggu di
pintu gerbang kampus UNDIP Pleburan.
Kami selalu duduk dan berbincang sambil menanti jam keberangkatan bus.
Pagi
itu saya melihat ibu yang sudah sepuh tapi masih kuat dan semangat, beliau
duduk satu deret dengan saya. Beliau kemudian bercerita dengan sebelahnya (saya
hanya sebagai pendengar yang baik). Dari perbincangan beliau dengan sebelahnya
saya tahu bahwa beliau berumur 65 tahun, pensiun bulan April ini dan masih di
karyakan kembali. Ternyata beliau mengalami masa – masa UNDIP sewaktu di Bojong
– kata beliau sekarang jalan Pemuda dan saat ini sudah menjadi Pom Bensin-
Waktu itu UNDIP hanya mempunyai Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan satunya
maaf saya lupa……. He…he……
Kemudian
tahun 1975 saat UNDIP pindah Pleburan beliau juga ikut pindah ke Pleburan.
Sampai kemudian UNDIP pindah lagi ke Tembalang beliau juga ikut pindah ke
Tembalang. Subhanallah beliau mengalami 3 kali masa perpindahan UNDIP.
Karena
asyik mendengarkan cerita dari beliau, tak terasa bus UNDIP kesayangan kami
telah tiba. Kami bergegas naik untuk meneruskan perjalanan menuju kampus UNDIP
Tembalang.
Sesampainya
di Rektorat UNDIP Tembalang –tempat terakhir pemberhentian bus UNDIP-, saya
masih harus meneruskan perjalanan lagi untuk menuju kampus PSIK yang nun jauh
di sana. Saya seperti biasanya menanti angkot di depan rektorat, yang akan membawa saya menuju ke Fakultas Ilmu Kelautan
–batas pemberhentian angkot-. Dari Kelautan saya harus jalan kaki lagi dengan
kondisi jalan yang menanjak terus untuk menuju PSIK. He… he… hitung-hitung olah raga.
Saat
saya sedang menanti angkot, beliau datang menghampiri saya. Beliau bertanya,
“Mau kemana Mbak?”
“Saya
mau ke Keperawatan Ibu”. Jawab saya
“Jalan
kaki saja Mbak, bareng Saya” Pinta Beliau
Saya
kira ibu itu arahnya mau ke teknik mesin karena kadang saya melihat beliau
sewaktu ikut dengan bus UNDIP pasti jalan kaki untuk melanjutkan perjalanannya,
saya mencoba bertanya, “Maaf Ibu kearah
mana”
“Saya
FIK, Mbak. Sekalian olah raga Mbak” jawab beliau sambil jalan dengan membawa
tas punggung seperti saya.
Saya
sedikit terkejut dan takjub, ibu tersebut sudah berumur 65 tahun tapi masih
kuat, sehat, segar, masih semangat, ceria, dengan memakai tas ranselnya mantap
berjalan kaki. Saya yang umurnya belum ada separuhnya masak kalah dengan
beliau, Dalam hati saya berkata, “Saya kalau tidak ikut jalan kaki dengan
beliau-malu hati rasanya-“
Saya
akhirnya jalan kaki bersama dengan beliau, ternyata langkah kakinya masih
energik, kuat, terbukti saya sering ketinggalan di belakang he…he……Beliau belok
ke Gedung D Kelautan yang letaknya hampir dekat dengan kampus Keperawatan –hanya
selisih satu tanjakan- jalan menuju kesana terus menanjak. He..he.. saya
membayangkan ibu itu hampir sering jalan kaki dari Rektorat, sedangkan saya
he.. he… masih bermanja dengan naik angkot. Saya ternyata kalah dengan beliau.
Setelah
melewati satu tanjakan lagi, akhirnya saya sampai di kampus PSIK. Sesampainya
di ruangan dengan nafas masih “ngos-ngosan” saya ambil satu gelas besar air
putih langsung saya habiskan.
-Hormat
saya pada beliau: Ibu Ngesti-
Memberi
saya semangat di Pagi Hari, Walau usia sudah mulai senja tapi semangat beliau
seperti cerahnya pagi hari. Memberi motivasi bagi saya yang masih muda untuk
berbuat yang lebih baik dan memberikan yang terbaik.
Semangat!!!
*Coretan
di pagi hari*
Semangat
ReplyDelete