medina

Monday, 30 April 2012

Diaryku -Semangat pagi-

      Pagi cerah di sambut dengan mentari yang menyapa lembut, kicau burung bernyanyi bersautan menambah semaraknya suasana hari jumat ceria.
Pagi ini suasana di Kampus UNDIP Pleburan terlihat sejuk dan segar selepas diguyur hujan tadi malam.

Saya dan beberapa staf UNDIP yang selalu setia menggunakan sarana transportasi massal -bus kesayangan kami UNDIP- menunggu di pintu  gerbang kampus UNDIP Pleburan. Kami selalu duduk dan berbincang sambil menanti jam keberangkatan bus. 
Pagi itu saya melihat ibu yang sudah sepuh tapi masih kuat dan semangat, beliau duduk satu deret dengan saya. Beliau kemudian bercerita dengan sebelahnya (saya hanya sebagai pendengar yang baik). Dari perbincangan beliau dengan sebelahnya saya tahu bahwa beliau berumur 65 tahun, pensiun bulan April ini dan masih di karyakan kembali. Ternyata beliau mengalami masa – masa UNDIP sewaktu di Bojong – kata beliau sekarang jalan Pemuda dan saat ini sudah menjadi Pom Bensin- Waktu itu UNDIP hanya mempunyai Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan satunya maaf saya lupa……. He…he……
Kemudian tahun 1975 saat UNDIP pindah Pleburan beliau juga ikut pindah ke Pleburan. Sampai kemudian UNDIP pindah lagi ke Tembalang beliau juga ikut pindah ke Tembalang. Subhanallah beliau mengalami 3 kali masa perpindahan UNDIP.
Karena asyik mendengarkan cerita dari beliau, tak terasa bus UNDIP kesayangan kami telah tiba. Kami bergegas naik untuk meneruskan perjalanan menuju kampus UNDIP Tembalang.
Sesampainya di Rektorat UNDIP Tembalang –tempat terakhir pemberhentian bus UNDIP-, saya masih harus meneruskan perjalanan lagi untuk menuju kampus PSIK yang nun jauh di sana. Saya seperti biasanya menanti angkot di depan rektorat, yang akan  membawa saya menuju ke Fakultas Ilmu Kelautan –batas pemberhentian angkot-. Dari Kelautan saya harus jalan kaki lagi dengan kondisi jalan yang menanjak terus untuk menuju PSIK. He… he…   hitung-hitung olah raga.
Saat saya sedang menanti angkot, beliau datang menghampiri saya. Beliau bertanya, “Mau kemana Mbak?”
“Saya mau ke Keperawatan Ibu”. Jawab saya
“Jalan kaki saja Mbak, bareng Saya” Pinta Beliau
Saya kira ibu itu arahnya mau ke teknik mesin karena kadang saya melihat beliau sewaktu ikut dengan bus UNDIP pasti jalan kaki untuk melanjutkan perjalanannya, saya mencoba bertanya, “Maaf Ibu  kearah mana”
“Saya FIK, Mbak. Sekalian olah raga Mbak” jawab beliau sambil jalan dengan membawa tas punggung seperti saya.
Saya sedikit terkejut dan takjub, ibu tersebut sudah berumur 65 tahun tapi masih kuat, sehat, segar, masih semangat, ceria, dengan memakai tas ranselnya mantap berjalan kaki. Saya yang umurnya belum ada separuhnya masak kalah dengan beliau, Dalam hati saya berkata, “Saya kalau tidak ikut jalan kaki dengan beliau-malu hati rasanya-“
Saya akhirnya jalan kaki bersama dengan beliau, ternyata langkah kakinya masih energik, kuat, terbukti saya sering ketinggalan di belakang he…he……Beliau belok ke Gedung D Kelautan yang letaknya hampir dekat dengan kampus Keperawatan –hanya selisih satu tanjakan- jalan menuju kesana terus menanjak. He..he.. saya membayangkan ibu itu hampir sering jalan kaki dari Rektorat, sedangkan saya he.. he… masih bermanja dengan naik angkot. Saya ternyata kalah dengan beliau.
Setelah melewati satu tanjakan lagi, akhirnya saya sampai di kampus PSIK. Sesampainya di ruangan dengan nafas masih “ngos-ngosan” saya ambil satu gelas besar air putih langsung saya habiskan.
-Hormat saya pada beliau: Ibu Ngesti-
Memberi saya semangat di Pagi Hari, Walau usia sudah mulai senja tapi semangat beliau seperti cerahnya pagi hari. Memberi motivasi bagi saya yang masih muda untuk berbuat yang lebih baik dan memberikan yang terbaik.

Semangat!!!

*Coretan di pagi hari*



Wednesday, 18 April 2012

Genta Anginku

           Rumah, pernikahan, tidak ada orang yang tahu kapan dimana dengan siapa akan bertemu. Semua merupakan rejeki yang datangnya dari ALLAH.
Seperti halnya ketika saya sedang mencari rumah, hampir penjuru kota semarang telah kami survey, berbagai pameran rumah/pengembang property telah kami datangi, dari perumahan satu ke perumahan lainnya.
Dari perumahan BSB –ujung barat Semarang, dekat Boja-, perumahan Tembalang Pesona Asri-Ujung selatan, dekat kampus Undip Tembalang-, perumahan Plamongan Indah-Ujung timur, dekat Mranggen, perumahan Wolter Mongisidi-ujung utara dekat Kaligawe- telah kami datangi (wisata properti he..........). Ternyata belum ada satupun yang membuat kami tertarik, atau sesuai yang kami inginkan.
Akhirnya kami menemukan yang sesuai dengan criteria kami, letaknya tak jauh dari rumah orang tua saya hanya berbeda beberapa blok saja, dan dekat dengan tempat ibadah sesuai harapan suami. -Kalau memang jodoh rumah tak akan lari kemana-.
Rumah kami tadinya hanya mempunyai satu kamar, karena pertimbangan mumpung masih muda belum banayak kebutuhan maka kami memutuskan untuk merenovasi rumah untuk penambahan jumlah kamar dan garasi.
Alhamdulillah rumah telah selesai di renovasi, telah layak untuk di tempati (menurut saya ...). 
Kami sangat bersyukur karena rumah dekat dengan rumah kedua orang tua saya (kata orang jawa masih mbok-mbokan, nyari rumah yang dekat orang tua he....), dekat tempat untuk beribadah, dan tidak hanya kami saja yang nyaman tinggal di rumah kami, sekawanan burung dara milik tetangga depan pun senang sekali bertengger di kanopi jendela lantai dua dan atap rumah kami yang tinggi.
Kami awalnya senang karena mirip tinggal di daerah Eropa (Huaa ....  Lebay.) yang setiap waktu bisa menyaksikan burung berterbangan kian kemari, menyaksikan setiap pagi burung selalu bertenger di atas rumah .

Malapetaka dimulai saat renovasi part 2, saat tukang selesai berkarya, saat rumah kami kembali sepi dan sunyi di tinggal kami bekerja.
Setiap saya pulang kerja sore hari, setiap saya masuk rumah dan melewati teras. Saya selalu disambut dengan polusi udara dan polusi darat, hasil akhir dari proses pencernaan burung dara. Tak tanggung tanggung hasil pembuangan akhir dari burung dara pasti lebih dari lima buah dan tersebar di penjuru teras. Pernah suatu sore teras kami hampir separuhnya di beri jejak sisa kotoran dari burung dara (kalo di jumlah 10 bauh ada dan posisinya tersebar). Setiap sore sebelum saya berbenah dan membasuh badan dengan air, aktivitas selalu saya mulai dengan membersihkan dan mengguyur teras agar terbebas dari kotoran burung dara.

Setiap ada kesempatan di kantor saya mencoba browsing tentang cara menghalau burung/menakuti burung, tetapi selalu tidak ketemu (maklum yang nyari masih jadul).
Hingga pada suatu hari kami pulang kedesa dan melihat hamparan sawah, di sana ada orang-orangan sawah untuk menakuti sekawanan burung. Tercetus ide dari suami untuk membeli suatu benda yang bisa bergerak sendiri seperti di toko (seperti kucing-kucingan yang kakinya bisa bergerak sendiri)

 
Terlintas di pikiran -seperti gambar lampu di atas kepala saya-, kalau hanya benda yang bisa bergerak tak akan mampu untuk menghalau sekawanan burung dara. Kalau di sawah ada petani yang menggerakkan orang-orangan sawah sambil mengeluarkan bunyi - bunyian.

Tercetuslah ide kenapa tak mencoba genta angin -buah tangan dari seorang teman ketika mengunjungi pulau dewata #permintaan saya#. Saat itu genta angin ada di rumah orang tua dan belum di berdayakan secara maksimal hanya sebagai pajangan di tempat cuci. 
Genta angin akihirnya menempati posisi yang semestinya, terletak di atas teras -area yang banyak angin berhembus dengan mesranya, membelai genta anginku sehingga mengeluarkan bunyi yang khas-.

Sore harinya saat pulang kerja, sesampainya di rumah dan memasuki teras.... biasanya selalu di sambut oleh kotoran burung dara. Kini terasku bersih tanpa ada satupun kotoran burung dara.
Ternyata experimenku dengan genta angin berhasil menghalau sekawanan burung yang selalu nongkrong di teras rumahku. He....
Sampai saat saya menulis ini alhamdulillah frekuensi saya untuk membersihkan teras tiap pulang kerja menurun drastis paling cepat seminggu satu kali. Itupun bisa di "titeni" kalau di kantor hampir tak ada angin berhembus, berarti bersiap untuk membersihkan teras, tapi itu pun dengan jumlah kotoran paling banyak 2 buah.
Alhamdulillah... saya hanya ingin berbagi dengan teman - teman silahkan untuk di coba, bila ada persoalan yang hampir mirip dengan saya -berkaitan dengan burung dara-.
+_+