medina

Tuesday 29 May 2012

Wisata Bali: Tari Kecak / Kecak Dance

 Tari Kecak / Kecak Dance di Ulu Watu

Berkunjung ke pulau Dewata Bali, belum lengkap kalo belum menyaksikan sunset di Pura Luhur Uluwatu dengan ditemani suguhan tarian khas bali yaitu tari kecak (kecak dance).
Pura Uluwatu ini terletak di desa Pecatu, ujung selatan kawasan perbukitan batu karang Kabupaten Badung sekitar 32 Km dari Denpasar.
Begitu pula adanya saya dan suami. Saya menyarankan bagi anda yang berkunjung ke Pulau Dewata Bali hendaklah menyaksikan pertunjukan tari tersebut sambil menyaksikaan terbenamnya sang surya di ufuk barat.

Tapi saat kami di sana dan menunggu saat-saat terbenamnya sang surya, kami kurang beruntung. Sang surya tampaknya malu – malu memperlihatkan keindahan warna semburat merahnya bila hendak masuk ke peraduannya.
Padahal hanya kurang beberapa saat lagi, ternyata di bawah telah terhadang oleh segerombolan awan yang saling bertautan dan bercengkerama, sehingga menghalangi kami yang hendak menyaksikan saat-saat sang surya turun di ufuk barat.






Kecak Dance / Kecak Dance

Sebuah tarian tanpa diiringi alunan alat musik apapun, hanya mengandalkan suara yang di keluarkan dari mulut manusia/penarinya sekitar 70 orang.-lebih mirip suara cakk... cakk....cakkkk.... saling bersaut- sautan. Tarian ini merupakan tarian yang berasal dari tarian sakral (Sang Hyang). Pada awalnya tari Sang Hyang seorang yang kemasukan roh, berkomunikasi dengan para dewa (leluhur yang di sucikan), dengan perantara penari sebagai penghubung sehingga dewa dapat menyampaikan sabdanya. Baru kemudian pada tahun1930-an tarian ini disisipkan cerita epos Ramayana, yang mengisahkan cerita dari rama dan shita beserta hanomannya.

Cerita ini berkisah, berawal dari Dewi Kakayi (Ibu Tiri ) Sri Rama -Putra mahkota syah dari kerajaan Ayodya- yang mempunyai watak jahat sehingga Sri Rama diasingkan dari istana ayahnya-Prabu Dasarata-.  Sri rama di buang di hutan ditemani adik laki-lakinya -Laksmana-, beserta isteri-Dewi Shita-

Rama dan Dewi Shita pergi ke hutan Dandaka. Keberadaan mereka di hutan diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) yang terkenal sebagai raja yang kejam, lalim dan keji. 
Rahwana tertarik oleh kecantikan Dewi Shita, dan berencana untuk menculiknya.
Di bantu oleh patihnya Marica, Marica dengan kesaktiannya berubah menjadi kijang yang cantik, elok dan lincah berusaha untuk menarik perhatian Rama dan Shita untuk memisahkan keduanya.
Rama dan Dewi Shita



Rama dan Dewi Shita di Hutan Dandaka


Rama dan Dewi Shita dengan latar belakang Sang surya yang turun di ufuk barat


Laksmana menemani Dewi Shita, karena Rama meninggalkan Dewi Shita untuk menangkap kijang.


Terdengar jeritan meminta tolong, menurut Dewi Shita itu suara Rama. Lalu meminta Laksmana untuk mengecek keberadaan Rama.

Dalam hati Laksaman enggan untuk meninggalkan Shita seorang diri. Selain itu juga Laksmana mendapat amanat dari Rama untuk menjaga Shita.
Tetapi Dewi Shita menuduh Laksmana hendak mengambil keuntungan atas kematian Rama, sehingga Laksmana naik pitam, dan segera pergi meninggalkan Dewi Shita seorang diri di hutan

Rahwana datang hendak menculik Dewi Shita

Rahwana muncul hendak menculik Dewi Shita, tetapi tak berhasil

Dengan akal jahatnya Rahwana berubah wujud menjadi Bhagawan (orang tua) yang sedang kehausan dan meminta diambilkan air minum oleh Dewi Shita, setelah diambilkan air minum kemudian Dewi Shita dibawa lari oleh Begawan tersebut yang tak lain adalah Rahwana yang sedang menyamar.
Dewi Shita kemudian menjerit meminta pertolongan, kemudian jeritan Dewi Shita tersebut terdengar oleh burung Garuda yang sedang terbang.
Burung garuda lalu menolong Dewi Shita, akan tetapi usahanya tak berhasil karena sayapnya putus ditebas oleh Rahwana.
 Dewi Shita kemudian di bawa menuju ke Alengka Pura oleh Rahwana

Dewi Shita di Alengka Pura

Rama dan Laksmana tersesat di hutan Dandaka. Mengetahui isterinya Dewi Shita ditawan oleh raksasa jahat Rahwana, Rama meminta tolong Hanoman (si kera putih) untuk menyelamatkan Dewi Shita yang berada di Alengka Pura. Kemudian Rama menyerahkan cincinnya kepada Hanoman untuk di serahkan pada Dewi Shita.
Hanoman segera pergi ke Alengka Pura untuk menyelamatkan Dewi Shita

Dewi Shita menyerahkan bunga kepada Hanoman

Dewi Shita menyerahkan bunga kepada Hanoman untuk diberikan kepada Rama sambil menitipkan pesan untuk Rama agar segera menyelamatkan dirinya.

Hanoman menuju tetamanan Alengka dan memporak-porandakan tempat tersebut sampai hancur. Membuat abdi Alengka pura terkejut dan marah, dan menyuruh para raksasa untuk menangkap Hanoman.
Karena jumlah lawannya tak sepadan lebih banyak raksasanya, sedangkan Hanoman hanya seorang diri akhirnya Hanoman bisa tertangkap. Kemudian Hanoman diikat dan di bakar.
Karena kesaktian dari Hanoman, maka dia bisa meloloskan diri dari maut.


Hanoman bisa lolos dari kobaran api

Akhirnya Hanoman berhasil mengalahkan bala raksasa Rahwana, Rama berhasil merebut kembali isterinya Dewi Shita dengan  selamat.
 




Diceritakan ulang dari berbagai sumber.  


Itulah sekelumit kisah dari Tari kecak/kecak dance
 
Untuk bisa menyaksikan tarian ini hanya di kenakan biaya Rp. 70.000 per orang (untuk harga wisata local) dan biaya masuk ke Pura Uluwatu per orang Rp. 10.000,-
Sebaiknya sampai di lokasi Uluwatu sore hari  pada jam 16.00 WITA, sehingga masih ada waktu untuk menikmati keindahan Uluwatu dan mengabadikan keindahan dengan berfoto-foto.
Kemudian jam 17.00 WITA bersiap membeli tiket pertunjukkan dan memasuki tempat pertunjukkan yang berbentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk yang berjenjang mirip opera kecil di area terbuka



 
Jika datang lebih awal, masih dapat mencari tempat duduk yang strategis,  menghadap ufuk barat / sunset dan pura Uluwatu.


Tiket masuk tari kecak



Deskripsi  sekilas tentang Pura Uluwatu, didirikan  sekitar abad XI oleh Empu Kuturan. Pemandangan alam perbukitan batu karang yang berbatasan langsung lautan lepas. Dan di dalam hutan terdapat ratusan kera yang menempati hutan tersebut.